Entri Populer

aku dan mereka,,

aku dan mereka,,
di pedalaman aceh ,,listrik belom ada,,

Senin, 05 Maret 2012

Rara ..

3 March 2012
This is Saturday night.
Rara, 23 tahun, dan dia sedang sendirian sekarang menonton sebuah tayangan di TV, acara cartoon favoritnya, mungkin hanya dia gadis 23 tahun yang masih menyukai acara spongebob squarepants. Baru saja dua gadis sunda kecil dan seorang pria kecil meninggalkan rumahnya karena waktu memang sudah magrib dan anak – anak itu sudah harus kembali untuk sholat dan belajar alquran.

Sendiri, hanya Rara dan TV 21 inch, dia cukup santai hari ini, bangun pagi jam 9 tadi, laper, tapi piring di dapur banyak banget, ga ada yang bersih, jadi harus cuci piring dulu sambil mendengarkan acara TV di sabtu pagi. Memasak mie instan goreng plus telur adalah pilihan yang baik  pagi ini, ditemani segelas tea hijau. Nonton sambil sarapan, rumah berantakan, sendirian, tapi asik banget. Sendirian di rumah plus kantor, kapan lagi. Uda jarang yang beginian terjadi.

Sejak bulan Juni tahun lalu, hidup di pulau Jawa, Jakarta dan Bogor banyak hal yang telah terjadi dan Rara sedikit banyak berubah. Logat Sumatra masih tetap melekat padanya dan sekarang teman – teman suku Jawa dan Sunda yang sudah ketularan logat Sumatra nya yaitu setiap bicara pake tanda seru. Rara sedang tersesat dalam jalan yang benar, kira – kira begitulah menurut hematnya jika dia sedang galau dan sendiri.


Sejak berumur 21 tahun Rara sudah bekerja di sebuah NGO ato bahasa kerennya adalah Lsm internasional dengan dana dari luar negri dan untuk misi kemanusiaan pasca Tsunami di aceh. Lulus dari sebuah universitas negeri yang cukup ternama di Sumatra Utara. Pertama kali bekerja di Aceh dan pertama kali naik pesawat, itu pun dibayar kantor dan itupun hanya pesawat kecil yang hanya mampu membawa 16 penumpang sepertinya.

Bulan pertama bekerja cukup menyenangkan, semangat, dan banyak laut disana. Rara baru pertama kali melihat laut dan tiba – tiba saja dia sudah jatuh cinta kepada Laut, Ombak, Es kelapa Muda, Pasir  pantai, Batu Karang, Keluarga aceh yang menarik, Keluarga kantor dan teman – teman Kristen yang fun dan yang ini paling penting yaitu segelintir mahkluk bule alias teman satu kantor dari beberapa Negara, kunjungan rutin dari Negara donor, dan training dengan teman – teman  bule itu juga. Bekerja sampe larut malam, bekerja santai, bekerja asik dan bekerja dengan penuh tekanan. Itulah kehidupan ujar ku pada Rara. Ketika kau bekerja dengan orang lain ada banyak hal yang harus kau pelajari, untuk menghargai orang, untuk bersabar biarpun kau dianggap tidak penting, makan hati, tidak bisa membela ketika di fitnah, kadang kau akan menemukan banyak tipe – tipe orang yang sempat menjadi atasan mu ataupun rekan kerjamu. Semuanya akan mengajarkan mu dua hal yaitu pertama bersyukur masih punya kesempatan bertemu dengan banyak orang dan yang kedua adalah kau belajar indahnya perbedaaan.

Rara, aku mengenalnya sejak lama dan dia orang yang penuh dengan kejutan, gadis yang manis, ceria, pemimpi yang besar, pemberani dan penakut, sadis tapi baik hati, sering terbatin tetapi dia adalah pribadi yang hangat. Dia sedang sering kesal  akhir akhir , sudah lama dia tidak jatuh cinta, sejak pria pendiam senior di kampus dulu menikah, dan setelah pegawai honor di kantor kecamatan di provinsi Aceh dia tinggalkan di Aceh dan setelah pria playboy teman dari sahabatnya Patrick mempunyai pacar lagi. Dia selalu berusaha menyenangkan semua orang, selalu berusaha diam saat orang lain menzoliminya, dia hanya terbatin sekarang karena dia malas bertengkar, malas beradu pendapat dan berusaha memahami orang. Aku tau dia terbatin, tapi itulah Rara, gadis manis yang kuat dari luar tetapi sangat perasa dan sangat ingin berdamai dengan semua orang. Dia tidak tau apa itu namanya mementingkan diri sendiri karena dia belajar begitu. Sesungguhnya di sangat complicated. Dia adalah wanita yang dewasa dan itu kelihatan dari garis mukanya, dia lebih tua dari usianya, banyak orang yang tidak menyangka kalau dia masih 23  tahun, dia kelihatan lebih tua 5 tahun, itu karena dia  tidak egois, dia memikirkan banyak hal dalam hati dan pikirannya, terbatin dan terbawa ke tidurnya. Sejak umur 21, dia mulai bekerja dengan pola hidup yang tidak baik, tidur larut malam, bangun siangan, lupa sarapan, suka makan gorengan, makan siang yang banyak, lembur, makan mie, karaokean , bermain di laut, menjerit di laut, dan kadang – kadang dia makan semua makanan yang dia ingin makan jika dia sedang depresi, dan supaya kau ketahui di sana banyak makanan ditambah ganja sehingga sangat enak dan tentunya mahal. Ini juga kata temen – temen Rara waktu di aceh.

Rara, punya kakak dan punya adik, jadi dia hidup dalam keluarga yang mengharuskan segala sesuatunya berbagi dan saling kerjasama dan sama – sama bekerja. Sewaktu Rara kuliah, dia hidup di kost an dekat kampus dan hidup satu kamar dengan seorang senior dan mereka  juga belajar berbagi dan saling menghargai. Di aceh Rara tinggal serumah dengan teman satu kantor juga, dan  asyik banget, mereka seperti saudara. Sekarang di Bogor, sepertinya dia harus belajar banyak mengenai karakter orang. Ini adalah teman satu kantor dan satu kamarnya. Ini harus terjadi karena dia kerja di pelosok bogor ini, dimana kantor dan rumah berada di satu ruangan. 


Temen Rara ini, aku sebenarnya tidak ingin mengatakan wanita itu temannya, jadi aku bilang saja partner kantor nya, itu lebih enak kedengarnya. Kata Rara dia lebih tua darinya sekitar dua tahun,  dia  anak pertama di keluarga nya dan wanita sendirian selain ibunya, jadi bisa kusimpulkan dia adalah seorang perempuan manja, mungkin agak sedikit tomboy, arrogant, dan yang bisa ku pastikan dia tidak bisa berbagi, dan karena dia manja dia ingin segala keiginannnya terpenuhi, dan yang satu ini agak repot dia tidak berani dan harus melakukan segala sesuatu dengan Rara, dia sangat menyebalkan kurasa. Aku pernah sangat marah dan bilang sama Rara, come on Rara, she is very suck and you must tell him. Rara terbartin dan dia menghindari konflik.  Dia memasak untuk mereka sekantor karena dia mencintai memasak dan dia mengepel rumah, membakar sampah karena dia mencintai melakukan hal itu, dan rara menyimpan itu semua dalam hatinya. Dia belajar mengalah dan itu buruk sekali ku rasa, hampir  8 bulan bersama 24 jam dengan wanita aneh begitu akan merusak kepribadian nya. Thanks God karena Rara bilang dia akan segera meninggalkan bogor, segera setelah ada penggantinya. Tetapi ga tau juga kapan datang penggantinya. Semoga segera dan Rara bisa tidak terbatin lagi.

Aku sebenarnya bingung melihat Rara, dia seorang staff di sebuah Yayasan yang bergerak di bidang kemanusiaan, dananya dari luar negeri juga, dia pekerja social dengan hati yang kosong. Rara dengan pekerjaan social yang banyak, laporan yang banyak, dia tertekan dan berusaha bertahan, dia mencintai bekerja dengan masyarakat pelosok, dia mencintai anak – anak, dan dia dibayar rendah. Ini menggelikan memang, dia pribadi yang hangat dihadapan donator, masyarakat yang dibantunya, tetangganya, anak – anak yang di sekitarnya tapi dia jenuh dengan semua ini.

Rara, kalau kau melihatnya sekilas, senyum pasti mengembang di bibirnya yang tipis, dan pipinya yang gemuk, jerawat yang selalu ada disana dan rambut ikal berombak sebahu bekas rebonding sehingga kau pasti tau bentukknya bagaimana. Dia berjanji tidak akan melakukan catok atau melakukan rebonding rambutnya lagi, dan aku hanya tersenyum dan aku bilang jangan berjanji Ra, ntar kalo kamu lagi pengen rambut lurus lagi gimana? Dan dia hanya senyum – senyum dan bilang we will see. Dia unpredictable, dan kau tidak bisa menerkanya, dia terbuka dan sangat tertutup untuk beberapa hal.  Dia bisa mengambil keputusan di hari – hari terakhir. Ini terjadi ketika di Aceh, dia bosan sudah 18 bulan kerja disana dan dia bertambah bobot tubuhnya dari 53 ke 63. Dia akan melanjutkan kuliah dan kembali ke Medan, sudah ikut mendaftar dan ujian test masuk dan dia lulus test. Pada saat dia lulus test kuliah dia juga ternyata lulus di sebuah yayasan, tempatnya bekerja sekarang. Dia hanya transit di medan, permisi kepada orangtuanya dan untuk pertama kali dia ke Jakarta. Dia memilih untuk bekerja lagi dan entah kapan lagi dia akan kuliah. Dia bilang akan kuliah tahun 2012 dan aku sebagai sahabatnya hanya bisa mendukungnya.

Rara, seperti orang udik memang, di Jakarta dia melakukan hal yang belum pernah di lakukannnya sebelumnya, shopping sepuasnya di beberapa mall, berjalan – jalan ke Dufan, Taman Mini, Ragunan, Pekan Raya Jakarta, Nonton Konser,Karookean, Spa, pulang larut malam, Bioskop, nonton paduan suara, Salon dan belum dua bulan di Jakarta dia hampir saja menghabiskan sisa tabungannya. Dia berkunjung ke Surabaya, ke rumah tantenya dan bersenang – senang disana. Dia bermain dengan teman – temannya yang asalnya dari medan, dan juga dengan teman – teman kantornya juga. Dia menikmatinya semuanya sampai kelelahan sehingga dia mengalami penuruan berat badan sebanyak 2kg, dan dia senang banget. Hahaha.

Rara, sudah 2 tahun tidak berpacaran dan sedang tidak mencintai pria manapun, bayangkan itu adalah sesuatu hal yang tidak lazim, dia cukup menyenangkan dan sangat menyenangkan sehingga banyak pria yang memilih untuk menjadi temannya daripada kekasihnya mungkin. Easy going,fun, mandiri dan bertanggungjawab  itulah menurut teman – teman prianya. Ingat ini teman – teman prianya, bukan pacarnya. Rara sudah ngebet banget sebenarnya ingin menikah tapi sama siapa neng, pacar aja kagak punya, its funny, Rara menghayal dan dia sudah punya criteria yang cukup jelas mengenai pria idamannya, pria yang smart, wise, punya pekerjaan, umur 24 – 30 tahun, tinggi sekitar 165 – 170 cm, berat 60 – 75 kg, kulit hitam, dan ini yang lebih penting adalah seiman. Soalnya Rara pernah di tembak sama pria yang tidak seiman sebanyak 2 kali, yang pertama di Medan dan yang kedua di Aceh. Dia menolak tentu saja, karena Rara serius berpacaran, seperti wanita pada umumnya dia ingin pacaran yang berkomitmen dan punya visi yang sama yaitu sebuah keluarga kecil yang bisa bermanfaat , uang yang cukup, dan bahagia. Hahaha.

Rara, ternyata mimpinya standar seperti perempuan lain sejak  zamannya siti nurbaya juga begitu Ra, semua wanita ingin memiliki keluarga yang sakinah. Oops, aku bilang mimpi ini standar ternyata banyak wanita yang gagal melakukannya. Apalagi zaman sekarang, menikah itu seperti membeli pakaian saja, kalau masih cocok di pakai, kalau sudah ga cocok ya diganti lagi. Miris sekali memang, ini terjadi juga waktu Rara masih di Aceh, Ibu tukang masak  mereka di kantor adalah seorang ibu paruh baya, sudah cerai dengan suaminya sejak muda, karena suaminya menikah lagi dan ibu ini tidak rela dimadu. 


Mak, begitu mereka memanggilnya ibu yang tangguh membesarkan ada 6 anaknya.  Putri sulung Mak ini menikah dengan pria yang sudah  beristri dan menetap di Malaysia,  menjadi istri muda seorang pria Indonesia yang bekerja di Malaysia. Putrinya yang kedua juga merupakan istri kedua dari seorang bapak DPR disana dan karena itu mungkin mengganggu pamor pak DPR ini sehingga mereka bercerai dengan segepok uang yang cukup untuk membuat putri mak yang kedua ini lolos test CPNS, menjadi guru SD. Terakhir Rara bilang kalau Putri yang kedua ini juga akan menikah dengan pria single. Hebat ya, Aku dan Rara aja belum pernah menikah sekalipun tapi mereka uda dua kali, belum rezeki kali ya Ra, aku senyum – senyum melihat mata Rara yang mau keluar dari tempatnya karena dia kaget melihat aku cemburu kepada wanita yang menikah dua kali. Easy my buddy, kita akan segera menikah dengan pria yang tepat, di waktu yang tepat dan dalam tempat yang tepat. Mak juga pernah dilamar oleh pria paruh baya yang sudah duda tetapi dia menolak karena sudah tua, begitu kata Mak.


 Dan kembali lagi, Rara belum pernah dilamar uda sampe umur 23 ini. Sebenarnya kalaupun ada yang melamar aku ragu aka dua hal yaitu pria itu pasti ga bener dan yang kedua Rara belum siap berbagi ranjang dengan manusia lain.

Rara, suka banyak hal dan mencoba banyak hal dan yang update mengenai keinginannya adalah ingin kuliah dan kerja di Jakarta kemudia start own business alias mulai berjualan bahasa kerennya adalah entrepreneur. Dia suka memasak, dan bermimpi punya sebuah catering yang besar, enak, bersih, terjangkau dan punya omset yang besar, punya karyawan yang terdiri dari teman dan keluarga kemudian dia akan membeli sebuah Mobil Honda Jazz, atau BMW, atau Alpard yang warna merah. Sebenarnya sih Rara tidak terlalu tahu menahu mengenai mobil, yang jelas dia suka mobil warna merah. Tetapi dia ga pengen punya mobil xenia karena banyak terjadi kecelakaan mobil dengan pelaku memakai xenia. Memang, begitulah Rara, suka parno dia terhadap beberapa hal, seperti yang aku uda ceritakan diatas tadi.

Sunday 4 March 2012
Its Sunday, dan bogor hujan sejak tadi siang, dan kain yang dijemuran pun terpaksa di angkat dan alhasil baju setengah kering nongkrong manis di sudut kantor Rara. Hm sebenarnya kalau sabtu dan minggu, kantor nya Rara di panggil rumah alias home biar lebih enak. Rara adalah pribadi yang hangat buat anak – anak kecil tetangganya, belum sarapan aja tu budak – budak uda pada maen aja kerumahnya dan ampe ada yang minta di ajarin belajar matematika untuk persiapan UN SD, opss Rara kan paling ga bisa kalo uda hitung – hitungan matematika gitu, kalo IPA mah lumayan lah. Rara mah lebih asyik kalo di minta ada acara story telling, membacakan cerita buat anak, dan bahasa inggris. Anak – anak menyukainya karena dia  baik, dan suka tertawa itu menurut pengakuan anak – anak.

Rara sebenarnya adalah anak yang badung loh, ini terjadi ketika di SMA, dia melakukan banyak keributan di kelas, menjadi biang kerok di setiap kericuhan kelas, dan ini salah satu buktinya adalah mereka menantang anak kelas lain yang notabene lebih pintar dari mereka untuk main sepakbola di stadion dekat sekolah. Untuk pertama kalinya sekolah Rara mengadakan sepakbola wanita dan ini dipicu karena anak kelas pintar itu sok keren, itu saja. Mereka pasang taruhan Rp 50.000, itu jumlah yang banyak di sebuah kota kecil pada tahun 2004. Inilah sepakbola wanita, kita tidak tahu siapa yang menjadi striker, siapa yang menjadi kapten siapa yang jadi gelandang, yang jelas kita punya bola, gawang dan kipper. Itu saja dan kesebelasan Rara hanya ingin mencetak gol dan menghalangi kesebelasan yang sok keren itu berada di sekitar gawang mereka. Itu saja, simple dan tidak perlu ada kartu merah, off side, tidak perlu ada strategi. Rara dan teamnya adalah pelari yang handal, dan mereka mayoritas berasal dari keluarga dari kaki gunung, so mereka sangat kuat. Melawan kesebelasan pintar yang sok keren bukannlah pilihan yang sulit, ini sepakbola kampong ala cewek remaja, ga pake strategi yang penting kau sanggup lari kencang dan bisa nendang bola. Itu saja, dan kesebelasan Rara menang, dan kemenangan in sangat emosional, mereka berpelukan semua, bercampur air mata, terbahak bersama dengan semua anak – anak lain. Uang Rp 50.000 hasil kemenangan pun di habiskan buat makan gorengan di sebuah warung tongkrongan favorit, menertawakan setiap kekonyolan yang terjadi di lapangan, dan dengan tampang yang puas melengos dari kesebelasan pintar yang sok keren. Sejak saat itu, Rara dan temen- temen kesebelasanya menjadi terkenal dan semua membicarakan mereka, di kantin, di toilet, di halte, di kelas dan bahkan pada saat upacara senin pagi. Karena tahun 2004 belum ada twitter, jadi mereka menjadi trending topic di tempat yang nyata saja, bukan seperti sekarang sedikit – sedikit update di facebook, bbm dan twitter.


Kebadungan Rara dan teman – temanya tidak berhenti sampai di situ, mereka mengacaukan kelas pada saat belajar agama. Mereka tertawa pada saat ada temennya yang memimpin doa pagi itu, dan doa akhirnya di selesaikan, dan dengan tatapan tajam guru agamanya langsung saja menyeret mereka ke ruangan guru dan di berikan kepada Guru BK yang notabene nya adalah temen searisan ibunya Rara. Alhasil Rara dilaporkan pada ibunya. Apakah Rara kapok? Semoga.  Tapi ternyata tidak, dia iseng dengan teman – teman nya yang berjenis kelamin pria, mengadakan sebuah taruhan untuk menembak seorang cewe baik hati, tinggi, putih, kurus dan berambut lebat yang notabene nya adalah sahabat Rara waktu SMP. John, nama temen Rara adalah tipe pria pencinta wanita dan pribadi yang hangat, dia sukses menembak sahabat SMP rara dalam waktu 4 kali jalan sepulang sekolah. Dahysat banget pesona John memang, Rara berikan uang taruhan dan John dengan gampangnya melakukan penjauhan dengan cewe itu setelah menerima uang taruhan. Pada masa SMA hal itu memang bisa di rahasiakan, tetapi setelah kuliah John bertemu dengan cewe itu lagi, John menyukainya tetapi dia tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak menceritakan perihal taruhan itu dan Rara adalah biang keroknya. Sejak saat itu Rara kapok untuk melakukan taruhan  dengan alasan apapun karena sahabat SMP nya kecewa.

Sejak kecil Rara juga selalu menjadi ketua kelas, bukan karena dia suka menjadi ketua kelas tetapi karena tidak ada  ketua kelas sebelumnya yang sanggup menyuruhnya duduk manis saat guru tidak berada di kelas. Ketua kelasnya menyerah karena di cap wali kelas tidak bisa mengatur ketertiban kelas, dan semua teman sekelasnya mendaulat Rara menjadi ketua kelas, supaya dia bisa membuat keributan semena – mena dan mendapatkan ganjarannya dari guru nya. Itu sangat adil kelihatannya buat temen – temen Rara karena mereka bisa ikutan ribut dan yang menjadi tersangka utama tetap saja Rara. 




Kasihan Rara, karena ada saatnya dia diam dan duduk manis saat gurunya berada di luar, kelas gaduh karena ulah temen  - temennya dan tetap saja, pada saat gurunya datang, langsung saja Rara yang menjadi tersangka. Rara lagi dan lagi, biarpun dia melakukan pembelaan tapi tetep saja, siapapun yang membuat kegaduhan di kelas, itu menjadi tanggungjawab ketua kelas. Tapi Rara senang menjadi ketua kelas, karena hal ini membuat dia dikenal oleh semua guru di sekolahnya, dekat dengan ketua kelas dari kelas lain, dan mengikuti pertemuan dan aktif organisasi sekolah. Rara sangat sibuk senin – minggu sehingga orangtuanya  pun hanya bertemu dengannya di malam hari.

Rara, masih saja eksis dengan seluruh kenakalannya hingga bangku kuliah, cabut pada saat jam kuliah untuk nonton hemat d bioskop, minta izin ingin ke perpustakaan ternyata kita hanya nongkrong di kantin, melakukan ujian dengan berjamaah, menjadi supporter footsal pada saat jam kuliah, menonton flim di laptop pada saat dosen sedang mengantuk di kelas, telat masuk kuliah dengan alasan rumah kost an banjir, membenci administrasi kampus yang ribet dan menangis ketika IP nya menurun. Ya, Rara adalah mahasiswa dengan nilai IP selalu di atas 3, meskipun dia jarang belajar.

Sejak lama aku mengenalnya, pertama kali kulihat dia marah adalah ketika kami semester 3. Ada pengumuman beasiswa prestasi di adakan di kampus, Rara dapat info ini dari bagian akademik dan langsung memberitahukan kepada semua anak – anak. Setelah melengkapi semua persyaratan nya akhirnya ada Rara, Daen, dan Lewi yang mengajukan beasiswa tsb. Menurut rangking IPK, Rara ada dalam posisi kedua, dan menurut issues yang beredar bukan hanya IPK yang dipertimbangkan, melainkan ada factor lain seperti jumlah saudara, dan juga pendapatan orang tua. Rara optimis dapat beasiswa, dan waktu pengumuman beasiswa akan di umumkan kemudian. Kala itu ada libur nyepi sehingga Rara dan temen – temennya ingin jalan- jalan ke pantai dan seperti biasa mereka akan berkumpul di kamp alias Kost an Rara. Sehari sebelum libur, pemenang beasiswa diumumkan, dan faktanya Rara tidak lulus, Daen dan  Lewi lulus. Ini menyedihkan, Rara permisi ke toilet dan menangis sepuas – puasnya di sana karena teman – temannya sedang merayakan kemenangan Dean dan Lewi, Rara menangis sendirian di toilet kampus tanpa ada temen sekelasnya yang tau kemana dia pergi. Rara marah, dan sangat kesal, dimana semua teman – temanya pada saat dia kecewa? Rara terisak dan bertanya apa yang salah sehingga dia tidak memperoleh beasiswa nya? IPK nya cukup tinggi, dan dia melihat ke mading kampus lagi untuk memastikan apakah dia menang atau tidak, dan ternyata dia memang tidak pernah lagi menang beasiswa tersebut.

Setelah cukup lama di toilet, akhirnya Rara kembali lagi ke ruangan dan disana temen – temennya sedang ramai bergembira membicarakan rencana liburan besok yang menurut rencana titik kumpul adalah rumah kost ku. Tidak punya hati mereka semua, dan Rara dengan muak menolak ikut besok dan mereka semua tidak boleh ada di depan rumah kost besok. Daen bingung, kenapa Rara tiba – tiba menolak ikut dan murung? Dasar pria, tidak tau apa kalau Rara lagi kesal, sedih dan kecewa sama semua teman – temannya. Rara marah sama semua orang di kelasnya, datang kuliah dengan muka ketat, tidak ngobrol dengan siapapun, tidak jajan ke kantin dan itu berlangsung sampai satu minggu. Ini adalah hukuman dari Rara untuk semua temen- temennya yang tidak perduli dengannya. Tidak ada yang bisa melupakan saat – saat dimana Rara marah, diam dan kesal selama seminggu. Rara melotot jika ada temen nya yang membuat keributan di kelas dan itu sudah cukup untuk membuat mereka tertib semua. Itulah minggu – minggu kuliah yang membosankan untuk semua anak – anak sekaligus menakutkan. Rara marah seminggu saja ya.

Sejak saat itu Rara tidak pernah lagi melamar beasiswa karena sudah trauma dan dia pikir dia bisa melakukan hal lain selain melamar beasiswa, kan dia mengikuti kegiatan kemahasiswaan lainnya. Rara ikut sebuah kegiatan kerohanian di kampus, disana dia berjumpa dengan banyak orang dari jurusan yang berbeda. Ada seorang pria yang kalau dipikir – pikir sih cukup tampan tapi masalahnya Rara malas mikir. Namanya Bondan,dia seorang pemain gitar yang hebat dan penyerang yang jago. Dia sangat menjengkelkan karena dia selalu mengejek Rara, caranya bicara dan caranya melihat sangat merendahkan, padalah dia adalah seorang pelayan di setiap acara kebaktian. Sungguh menyedihkan, ternyata Rara baru tahu kalau itulah cara Bondan untuk menarik perhatiannya. Itulah kebanyakan tipe pria Batak, menyukai wanita tetapi tidak romantic dan bahkan tidak tau cara menyampaikan aspirasinya.

Rara menyukai kakak seniornya yang sangat pendiam, Kak Niko jurusan teknik dan aktif dalam kegiatan kerohanian di jurusannya. Tidak banyak tingkah, sopan dan senyum serta anak yang cukup pintar kelihatannya. Dia tipe Rara banget dah, cocok banget untuk Rara, mereka bisa menjadi pasangan yang mantap. Tapi itu hanya tinggal angan – angan karena Kak Niko disukai banyak orang, dan dia sangat pendiam. Sehingga Rara tidak punya banyak kesempatan untuk berkencan dengannya. Hanya smsan dan ketika ketemu hanya senyum manis dan Kak Niko menganguk hormat. Itu saja tetapi cukup untuk seorang Rara, dan Rara tdk ingin menurunkan harga dirinya dengan menembak Kak Niko dan tidak akan pernah ada dalam kamus kehidupannya untuk mengungkapkan cinta dahulu kepada pria. Rara hanya mencintai Kak Niko dari jauh dan dia berharap cinta itu tidak bertepuk sebelah tangan. Kak Niko lulus kuliah, dan setahun kemudian Rara juga lulus kuliah. Rara kerja di Aceh sementara Kak Niko tetap kerja di Medan, komunikasi tetap terjalin via Handphone dan facebook, Rara semakin berani menunjukkan perhatiannya ke Kak Niko, mereka ngobrol di Handphone sampai dini hari seperti berpacaran tetapi tidak pacaran. Kak Niko tiba – tiba saja di sukai wanita rekan kerjanya dan wanita ini lebih berani daripada Rara. 


Kak Niko berpacaran dengan wanita sekantornya itu dengan alasan tidak sampai hati menolak wanita itu dan inilah pernyataan Kak Niko “ Rara, pertemuan itu menimbulkan Rasa, tetapi jarak menghilangkan Rasa”. Itu saja kalimat terakhir dari Kak Niko via Handphone dan itu menjadi percakapan terakhir mereka. Rara menangis di kamarnya karena dia ditolak sebelum menembak hanya karena jarak yang memisahkan. Rara memutuskan untuk tidak melakukan komunikasi lagi dan setahun setelah itu Kak Niko menikah dengan Gadisnya itu, dan dia mengundang Rara via facebook. Memalukan memang, kenapa tidak mengundang saja secara langsung kan? Tapi itulah Kak Niko, pria pendiam dengan sejuta pesona, dia melakukan kesalahan besar dengan tidak menembak Rara, dan Rara juga melakukan kesalahan besar dengan masih saja menyukainya sampai sekarang meskipun dia sudah menjadi suami orang.

Rara, dia sebenarnya menyukai banyak pria apalagi pria ganteng, suka senyum dan bisa memainkan gitar. Ini pria lain lagi,  Fransen, tambun dan tinggal di sebelah kost an ku. Bayangkan betapa asyik nya kita punya tetangga yang charming gitu. 

1 komentar:

  1. hie rara? may i know you! you look so great and awesome.. :*

    BalasHapus